JILBAB dan kerudung sepertinya menjadi musuh tersendiri
untuk perempuan yang hidup di jaman yang katanya serba boleh. Boleh karena
siapa tidak jelas pemiliknya. Hanya ikut-ikutan saja itu sudah pasti.
Perempuan yang
menolak menggunakan kerudung biasanya beranggapan bahwa kerudung itu dianggap
kuno dan ketinggalan jaman. Padahal pada jaman flinstone hidup pun mereka tidak
menggunakan kerudung, apakah itu tidak lebih kuno?
Setelah dianggap
kuno, kerudung juga dianggap tidak gaul. Kita ini ingin disebut anak gaul atau
menaati perintah Allah. Atau pemikiran
seperti ini, kerudung itu hal kecil dan tidak perlu dipermasalahkan. Nah,
masalah besar itu awalnya masalah kecil yang diremehkan dan terus ditumpuk hingga
akhirnya bisa meledak.
Bisa jadi, yang
penting hati kita baik itu sudah cukup. Tidak penting kerudung selebar apa, itu
hanya masalah fisik semata. Tapi toh yang tidak berkerudung pun setiap minggu
pergi ke salon, belum lagi make-up tebal menutupi. Bukankah itu fisik juga?
Terkadang perempuan
berkerudung belum tentu baik, apalagi yang tidak memakai kerudung? Mereka
beralasan dengan para perempuan yang memakai kerudung tapi masih bisa mencuri,
sangat tidak logis karena yang tidak berkerudung pun banyak yang hobinya
mencuri.
Sebelum memakai
kerudung alangkah lebih baiknya kita memakaikan kerudung untuk hati supaya jadi
baik hati. Yah! Ciri hati yang baik adalah memakai kerudung dan menutup aurat.
Timbul pertanyaan
lagi, bagaimana jika memakai kerudung tapi masih maksiat? Nanti dosanya
berlipat. Coba dipikirkan lagi, justru jika tidak memakai kerudung kemudian
berbuat maksiat dosanya plus-plus malah.
Berkerudung membuat
sulit berekspresi dan tidak bebas, kalau begitu lipstick, sanggul dan ke salon
berarti membuat diri kita bebas begitu?
Kalau berkerudung
nanti dibilang fanatik dan ekstrimis, padahal kita sudah fanatik dengan paham
sekuler dan sangat ekstrim dalam membantah perintah Allah.
Takut tidak disukai
kaum Adam karena berkerudung, susah laku dan menjadi perawan tua. Itukah
masalahnya? Bukankah banyak juga yang berkerudung bahkan telah menikah? Tapi
kalau calon suami tidak suka jika kita memakai kerudung. Berarti lelaki itu
tidak layak untuk menjadi imam karena dia tidak taat kepada Allah di depanmu,
siapa yang akan menjamin jika di belakang kita dia jujur?
Susah mencari pekerjaan, banyak bos yang tidak suka dengan
dandanan ala arab seperti ini. Lalu akan memebantah perintah Allah demi
pekerjaan, sebenarnya siapa yang memberi kita rezeki? Allah atau bos? Kita juga
tidak diperbudak oleh budaya arab, ini sebuah simbol ketaatan kepada Allah
karena bangsa arab tidak ada yang menggunakan jilbab atau kerudung.
Agama ini terlalu
sempit, hanya melihat perempuan dari kerudung dan jilbab. Bukankah sekularisme,
yang memisahkan agama dari unsur kehidupan juga hanya melihat perempuan dari
paras dan lekuk tubuh?
Jilbab itu hanya
simbol penindasan laki-laki terhadap perempuan, yang mengadakan acara
miss
universe dan melarang memakai jilbab siapa ya? Laki-laki juga. Biasanya setelah
itu, perempuan tidak ingin ada siapapun yang ikut campur dalam hal gaya
berpakaian. Sayangnya, tayangan televisi, majalah, ataupun sinetron secara
tidak sadar telah mengendalikan gaya berpakaian perempuan.
Belum lagi, memakai
kerudung itu membuat kulit kepala panas, ketombe bermunculan, pusing juga ikut
menemani. Kata siapa? Jutaan orang di dunia menggunakan kerudung tapi tidak ada
satupun yang mengeluhkan hal itu. Itu hanya mitos dan isu semata.
Berkerudung itu
tidak dibutuhkan pengalaman yang lama, seperti saat akan melamar pekerjaan
karena berkerudung itu seperti menikah. Pengalaman tidak diperlukan maka
keyakinan dalam hati akan menyusup dalam kalbu.
Begitu juga dengan
masalah kesiapan, kerudung tidak butuh kesiapan. Mau menunggu kesiapan datang,
sampai kapan? Maut yang menjemput tidak akan bertanya terlebih dahulu tentang
kesiapan kita. Belum siap karena nanti ibu kita berkata “Kamu terlalu fanatik,
nak.” Coba tuturkan dengan lembut kepada ibu jika tanda cinta kita kepadanya
adalah menaati Allah pencipta-Nya.
Bagaimana dengan
aktifitas nongkrong, clubbing, dan gossip karena tidak mungkin melakukan hal
itu dengan pakaian yang menutup aurat. Itu perubahan yang baik, kenapa harus
kita tolak kehadirannya?
Masih saja ada yang
berpikiran jika berkerudung itu tidak wajib. Lau, untuk apa Rasulullah saw.
memerintahkan kewajiban itu terhadap seluruh perempuan muslim di dunia?
Keyakinan dan
kesiapan kita untuk berkerudung bukan datang begitu saja. Hidayah memang hak
mutlak yang Allah miliki tapi ada wujud nyata yang harus kita lakukan. Lebih
bertaqarrub lagi kepada-Nya supaya hidayah cepat tergapai. Karena saat kita
melangkah satu jengkal saja, Allah akan mendekat satu depa dengan kita. Apalagi
jika satu depa, maka Allah akan lebih mendekat dari langkah yang kita miliki.
Tunggu apalagi, mari
berjilbab. Karena umur yang kita miliki tidak kita ketahui sampai mana
batasnya.
Sumber: IslamPos.com
Artikel Terkait
Terimakasih Sobat telah membaca artikel Blog Postingan Positif di atas tentang :
Dengan Judul: Yang Wanita Masih Enggan Berjilbab?
Rating: 100%
Ditulis Oleh Bang Fadhil
Semoga informasi mengenai Yang Wanita Masih Enggan Berjilbab? bisa memberikan manfaat bagi Sobat. Jangan lupa Komentar Anda dan Share Artikel ini sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Dengan Judul: Yang Wanita Masih Enggan Berjilbab?
Rating: 100%
Ditulis Oleh Bang Fadhil
Semoga informasi mengenai Yang Wanita Masih Enggan Berjilbab? bisa memberikan manfaat bagi Sobat. Jangan lupa Komentar Anda dan Share Artikel ini sangat dibutuhkan, di bawah ini.